Si Kecil Bertubuh Kurus? Waspadai Gejala Berat Badan Kurang

Si Kecil Bertubuh Kurus? Waspadai Gejala Berat Badan Kurang

Jakarta, Banyak ibu yang mengalami kekhawatiran ketika si Kecil dalam masa tumbuh kembang. Sebab tidak jarang orang-orang sekitar menunjukkan aneka macam persepsi, misalnya dengan mengatakan bahwa si Kecil terlalu kurus untuk anak seusianya.

Jika sudah begini, maka ibu harus mengambil tindakan semoga tidak mendengar persepsi yang bisa membuat khawatir dan sedih. Salah satunya yakni dengan mewaspadai berat tubuh kurang pada si Kecil.

Sebelumnya, ibu harus mengetahui mengenai berat tubuh kurang dan kategorinya. Caranya dengan menimbang berat tubuh secara rutin minimal 1 bulan sekali, terutama pada usia gres lahir sampai usia 5 tahun di sentra layanan kesehatan terdekat, ibarat posyandu dan puskesmas.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada contoh berat tubuh normal untuk si Kecil yakni dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Pada KMS terdapat grafik yang terbagi ke dalam beberapa zona. Zona-zona tersebut yakni zona hijau tua, hijau muda, dan zona kuning.

Bila hasil timbangan menunjukkan berat tubuh anak berada pada zona hijau muda, di bawah zona hijau tua, tandanya berat tubuh si Kecil di bawah normal. Hal ini berarti si Kecil berisiko mengalami berat tubuh kurang .

Namun bila berat tubuh berada di zona kuning atau di bawah zona hijau muda, tandanya si Kecil mengalami berat tubuh kurang. Segera periksakan ke petugas kesehatan bila berat tubuh si Kecil tidak mengalami kenaikan selama dua kali pemeriksaan rutin berturut-turut.

Selain menggunakan KMS, ibu juga dapat mewaspadai berat tubuh dan tumbuh kembang si Kecil dengan mengakses situs www.cekberatanak.id untuk memantau perkembangan berat tubuh si Kecil. Ibu cukup memasukkan data-data si Kecil berupa berat badan, tanggal lahir, dan tinggi tubuh untuk melihat status pertumbuhan si Kecil.

Berat tubuh kurang pada si Kecil dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang menjadikan berat tubuh kurang pada si Kecil yakni faktor genetik atau keturunan, nutrisi, gangguan absorpsi yang disebabkan oleh penyakit, serta lingkungan. Faktor nutrisi bisa terjadi karena pola makan si Kecil yang tidak baik. Contohnya, asupan hariannya tidak optimal sehingga dapat memicu terjadinya berat tubuh kurang.

Ibu tidak boleh menyepelekan berat tubuh kurang pada si Kecil karena dapat menumbulkan dampak yang serius. Faktanya, kekurangan nutrisi merupakan penyebab eksklusif dan tidak eksklusif dari 45 persen maut balita.

Hal tersebut dapat terjadi karena si Kecil mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan mengalami penyakit infeksi. Untuk jangka panjangnya, berat tubuh kurang bisa membuat si Kecil tidak tumbuh optimal. Bahkan juga dapat berdampak pada perkembangan otak dan fisik ibarat kemampuan daya pikir, interaksi sosial, dan kemampuan kerja di masa depan.

Cara mengantisipasi berat tubuh kurang pada si Kecil yakni dengan memperhatikan asupan kalori. Pastikan si Kecil menerima kalori dan nutrisi yang cukup. Selain itu, kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral harus dipenuhi semoga si Kecil tumbuh optimal.

Untuk si Kecil di bawah usia 6 bulan, ibu harus menunjukkan ASI yang cukup. Sedangkan untuk si Kecil di atas usia 6 bulan, di samping ASI, ibu dapat mengenalkan makanan pendamping ASI yang mengandung kalori, ibarat bubur susu, nasi tim, biskuit, dan pisang.

Si Kecil yang berusia 1 tahun dapat diberikan asupan gizi yang lebih bervariasi, ibarat nasi, kentang dan roti untuk sumber karbohidrat. Kemudian beri si Kecil ikan, ayam, telur, dan susu untuk sumber protein. Jangan lupa berikan buah-buahan ibarat alpukat dan pisang yang mengandung kalori tinggi.

Sumber detik.com