Ini Bahayanya Membersihkan Telinga Pakai Cotton Bud
Jakarta, Telinga merupakan salah satu indera yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, tanpa eksistensi indera tersebut, maka secara otomatis menimbulkan seseorang menjadi tuli. Untuk itu, penting untuk menjaga indera pendengaran tetap sehat. Lantas ketika membersihkan indera pendengaran dengan cotton bud, sudah tepatkah?
"Di dalam liang indera pendengaran kita ada rambut yang rambut itu sebetulnya ketika kita makan atau bicara, bergerak ke arah daun telinga. Kaprikornus sebetulnya kotoran indera pendengaran terdorong," ucap dokter seorang andal indera pendengaran hidung dan tenggorokan dari RS Permata Depok, dr Linda Herliana, SpTHT-KL, Mkes kepada detikHealth.
"Nah kalau pakai cotton bud, kotoran yang tadinya terdorong itu jadi berhenti kan, hasilnya menggumpal. Kaprikornus sering pasien yang datang ke kita justru yang kotorannya sudah menggumpal, keras, penuh dan berbau. Sebenarnya simpel hanya alasannya cotton bud," lanjut dr Linda, sapaan akrabnya.
Baca juga: Catat, Begini Cara yang Tepat Bersihkan Kotoran Telinga
Menurut dr Linda, sebagian besar kotoran yang berada di daun indera pendengaran sebetulnya menguap. Nah biasanya bagi yang Muslim, cukup dibersihkan pada ketika berwudhu tanpa perlu korek-korek menggunakan cotton bud.
Seberapa sering idealnya membersihkan telinga, dr Linda mengatakan bahwa masing-masing orang memproduksi kotoran atau serumen yang berbeda-beda. Biasanya ditentukan oleh banyaknya acara atau mampu juga alasannya nanah menyerupai batuk atau pilek.
"Jadi kalau memang dirasa nggak nyaman, tidak dikorek alasannya akan memperberat. Kalau memang ingin membantu semoga kotorannya keluar ditetesin saja menyerupai olive oil, ditetesin sedikit di daun telinga, gres miringkan kepala. Kaprikornus tetesan itu yang masuk ke dalam bukan pribadi frontal," tutur wanita kelahiran Nganjuk 13 April 1980 ini.
Namun, apabila tipe kotoran indera pendengaran sudah menggumpal, keras, dan memang benar-benar sulit untuk dikeluarkan, disarankan ke dokter seorang andal THT untuk dievaluasi, atau mampu secara rutin 6 bulan sekali bila produksi kotorannya banyak.
Baca juga: Jangan Salah, Kotoran Telinga Ternyata Juga Bermanfaat Sumber detik.com