Ingat! Stres Punya Efek Sama Buruknya dengan Makan Junk Food

Ingat! Stres Punya Efek Sama Buruknya dengan Makan Junk FoodSangat lumrah kalau stres mampu menunjukkan dampak negatif bagi kesehatan. Baru-baru ini studi sebut bahwa stres sama berbahayanya dengan makan junk food. Foto: ilustrasi/thinkstock

Jakarta, Sangat lumrah kalau stres mampu menunjukkan dampak negatif bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa stres sama berbahayanya dengan makan junk food.

"Kadang-kadang kita menganggap stres sebagai fenomena psikologis murni, tapi ini menjadikan perubahan fisik yang berbeda," kata Laura Bridgewater, Profesor di Brigham Young University di Utah, AS, menyerupai dikutip dari Indian Express.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Scientific Reports, melaksanakan percobaan kepada tikus untuk menunjukkan kekerabatan tersebut. Ketika tikus betina terkena stres, mikroorganisme di usus bermetamorfosis terlihat menyerupai tikus yang telah diet tinggi lemak.

Bridgewater bersama rekan-rekannya di Shanghai Jiao Tong University, China memberi sekelompok besar tikus jantan dan betina diet tinggi lemak. Semua tikus ini kemudian dikenai stres ringan selama 18 hari.

Baca juga: Kenapa Saat Stres Orang Lebih Tertarik Makanan Manis? Ini Kata Pakar

Para periset menganalisis mikroba usus sebelum dan sesudah stres dengan cara mengekstrak DNA mikroba dari tinja tikus. Mereka juga mengukur kecemasan tikus berdasarkan seberapa banyak dan di mana tikus berada di area lapangan terbuka.

Para periset menemukan perbedaan yang menarik, tikus jantan pada diet tinggi lemak menunjukkan kecemasan lebih banyak dibandingkan tikus betina, dan mengalami penurunan acara sebagai respons terhadap stres. Namun, pada tikus betina, stres menjadikan komposisi microbiota usus berubah seperti menjalani diet tinggi lemak.

Meski penelitian ini hanya dilakukan pada hewan, peneliti yakin itu mampu berimplikasi pada contoh makan dan gaya hidup manusia. "Di masyarakat, wanita cenderung memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi, yang terkait dengan stres," kata Bridgewater.

"Studi ini menunjukkan kemungkinan sumber perbedaan gender yaitu berbedanya cara mikrobiota usus merespons stres pada pria dan pada wanita," tambah Bridgewater.

Baca juga: Sulit Menghindari Junk Food? Begini Prosesnya Beralih ke Makanan Sehat


Sumber detik.com