Fatin Berbagi Kisah Berjuang Bersama Pepeng Berdamai dengan Multiple Sklerosis
Jakarta, Berdamai dengan Multiple Sklerosis (MS) ialah hal yang diharapkan oleh seluruh penyintasnya. Tak mudah, butuh proses yang panjang untuk memahami dan mencar ilmu untuk mendapatkan keadaan. Seperti itu kira-kira yang dirasakan oleh Fatin Hamama (50), ketika awal terdiagnosis MS di tahun 2006.
"Tengah malam saya bilang sama keluarga saya 'kepala saya sakit, saya mau ke dokter' tapi disuruh tahan aja dulu. Tapi saya rasa kok sakitnya asing sekali, Saat berusaha ke kamar mandi saya guyur kepala saya semoga mampu adem ini enggak juga. Saya kasih minyak kayu putih hingga saya menyerupai keramas, enggak juga (hilang pusingnya)," kenangnya.
Ditemui detikHealth ketika program 'Get to Know Multiple Sclerosis' oleh Indonesia Multiple Sclerosis Group (IMSG), Jumat (20/10/2017), di Jakarta Convention Center, Fatin mengisahkan bahwa ia mengunjungi Rumah Sakit Waluyo Jakarta. Namun, ketika itu diagnosis dokter mengatakan bahwa otak Fatin kekurangan oksigen sehingga suplai darah tidak lancar. Akan tetapi, ada satu dokter yang menyarankan wanita yang kini sudah memiliki satu cucu ini untuk menjalani MRI.
"Sampai ke rumah sakit, itu beberapa hari saya tertidur. Yang membuat perasaan saya tidak enak, sebelum MRI suster dan dokternya biasa-biasa saja gitu. Begitu setelah MRI dokter dan susternya pribadi nyamperin saya dan bilang 'bu, hati-hati'. Saya merasa ga enak dalam hati, 'ini ada apa yang terjadi pada saya, kok sudah liat hasil MRI-nya tiba-tiba care banget,'" kisahnya dengan nada bergetar.
Setelah kembali ke ruang perawatan, Fatin mengaku masih memikirkan apa yg terjadi ruang MRI. Anehnya lagi, dokter neurologi di sana menyarankannya untuk berkonsultasi ke dokter bab kejiwaan psikiater. Sampai kesannya setiap pagi, psikiater datang memberi motivasi untuk membuatnya lebih percaya diri.
Baca juga: Multiple Sclerosis, Penyakit 'Seribu Wajah' yang Bikin Dokter Garuk Kepala
Hari ketiga, internis (dokter seorang andal penyakit dalam) gres membawakan Fatin berkas-berkas yang menerangkan soal MS kepadanya. Fatin yang tidak mengenal MS ketika itu masih menandakan respon yang tenang. Namun begitu hingga di rumah, ia gres menyadarinya.
"Saya tidak tahu apa itu MS, begitu pulang saya tenang saja. Sampai di rumah, saya baca ternyata saya MS, saya lumayan shock. Shock sekali, susah menyampaikannya," ungkapnya.
Ia pun mulai mencari tahu MS lebih lanjut. Sampai kesannya tersadar bahwa gejala MS sebetulnya sudah nampak pada dirinya semenjak dulu. Ketika duduk di dingklik SMP dulu, ia sudah sering merasa pusing yang teramat sangat, ia juga sering terjatuh alasannya ialah hilang keseimbangan hingga sulit berjalan. Bahkan ternyata, sang ibunda gres menceritakan padanya bahwa Fatin sempat lumpuh cukup lama ketika masih sangat kecil.
Di masa yang sulit ini, Fatin beruntung alasannya ialah tugas keluarga sangat memberinya tunjangan besar lengan berkuasa untuk bertahan. Kebetulan, Fatin juga berteman dengan komedian legendaris Pepeng yang juga pernah didiagnosis penyakit yang sama dengannya.
"Saya dateng ke rumah mas Pepeng, saya bilang sama mas Pepeng 'mas kita kok gini ya,' terus dia bilang 'kita enggak mampu menyalahkan Tuhan. Kita enggak mampu bilang sama Allah 'God, why me?' Allah pasti bilang 'why not?'. Sudah, terima saja,'" ujarnya menirukan ucapan Pepeng kala itu.
Baca juga: Sering Jatuh, Elisabeth Tak Sadar Dirinya Kena Multiple Sclerosis
Mereka pun saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan dan berdamai dengan penyakit autoimun yang banyak menyerang wanita di usia produktif ini.
"Kadang mas Pepeng di rumah sakit, saya di rumah sakit. Kita saling menguatkan hingga kesannya dia tidak ada."
Satu hal yang pasti, Fatin mengaku semangat alasannya ialah dokter yang menanganinya sangat aktif membantunya. Tak jarang dokternya mencarikan jurnal soal MS dan menyampaikannya kepada Fatin sebagai pemanis informasi. Ditambah keluarganya yang sangat perhatian pun juga sempat menitipkan pesan yang membuatnya tetap semangat hingga ketika ini.
"Keluarga saya bilang gini, 'kalau kita menderita sakit, obat itu hanya berperan 25 persen, tetapi yang 75 persen itu impian dirimu yang ingin sehat. Kalau kau ingin sehat, obat itu hanya pendamping'," kandasnya.
Baca juga: Begini Cara Penyakit Multiple Sclerosis Merusak Tubuh Sumber detik.com