Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah Mereka

Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah MerekaKisah pendamping pasien kanker/Foto: Aisyah Kamaliah

Jakarta, Seperti petir di siang bolong ketika mendengar kabar orang terkasih, mungkin ayah, kakak atau suami didiagnosis terkena kanker. Kesedihan ini pun menjadi bertambah sebab Anda harus tetap tegar untuk membantu mereka berdiri melawan kanker.

Beberapa orang di bawah ini membuatkan kisah mereka untuk menguatkan keluarga semoga kembali sehat dan semangat menjalani hari. Berikut ini legalisasi mereka kepada detikHealth.

1. Adik dari pasien kanker limfoma

Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah MerekaAyu Ardianty (23) adik dari pasien kanker limfoma/Foto: Aisyah Kamaliah


Ayu Ardianty (23) hingga harus meneteskan air mata ketika mengingat masa di mana sang kakak satu-satunya, Dian Panglipur (27) berjuang melawan kanker. Ia mengaku pertama kali mendengar kabar ini bukan dari kakaknya, melainkan dari ibunda.

"Aku masih kuliah kan waktu itu, pas kuliah sama mama dikasih tahu, 'dek, jangan tanya kakak macem-macem, kakak kena kanker limfoma,'" ujarnya sambil menghapus air mata.

Wajar jikalau Ayu merasa terpukul, ia dan kakaknya tidak pernah terpisahkan. Ia selalu satu sekolah dengan Dian. Ayu pun seraya tertawa menyebut Dian sebagai sahabat jajannya.

"Kemo kan kata orang paling ga enak banget, dan ia harus ngejalanin ini lho. Begitu ia sakit, ia dapat support dari mama dan aku, apapun yang ia mau kita turutin dan lakuin," kisahnya sambil mencoba tersenyum.

Baca juga: Terapi Unik, Penyintas Kanker Payudara Dibuatkan Tato Puting

2. Istri dari pasien kanker limfoma non-hodgkin's

Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah MerekaEva (44) dan suaminya, pasien kanker limfoma non-hodgkin's/Foto: Aisyah Kamaliah


Eva (44) Wanita yang menggunakan hijab ini terlihat sumringah dan selalu ingin berada suaminya Agus (47) yang baru-baru ini dinyatakan remisi dari kanker yang ia lawan. Dengan semangat, ia mengisahkan bahwa ia ingin terus menawarkan semangat bagi pasangan hidupnya semoga selalu sehat.

"Disemangatin terus tiap hari pastilah, selalu mengingatkan juga kalau anak masih butuh dampingan dan figur ayah," katanya sambil berkaca-kaca yang disambut senyuman Agus.

3. Istri dari pasien kanker limfoma hodgkin's

Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah MerekaLisa Heywood, istri dari Ethan Zohn/Foto: Aisyah Kamaliah


"Kami belum bersama dikala ia melalui kanker yang pertamanya, saya bersamanya dikala ia sedang terkena kanker yang kedua kalinya sekitar lima tahun yang lalu," kisah Lisa Heywood, yang kini telah menjadi pasangan dari Ethan Zohn, mantan pemain sepak bola profesional.

Hari di mana Ethan menceritakan wacana pengobatan yang sedang ia lakukan tentu membuat Lisa yang gres mengenalnya ikut merasa sedih. Baginya Ethan ialah pria yang baik dan kisah hidupnya benar-benar menyeramkan bagi Lisa.

"Saat ia melaksanakan pengobatan kedua kalinya, saya yang gres mengenalnya kemudian mengirimkan pesan 'hai, apa kabar?' dan kita pun berbincang lewat telepon sebab dikala itu kami juga sedang tidak mampu bertemu dalam waktu yang lama. Aku hanya mampu mendukungnya lewat pesan singkat," kenangnya.

Sampai suatu hari Ethan menelepon dan memintanya Lisa untuk menjemputnya kemudian berjalan-jalan bersama berkeliling kota New York. Setelah semakin dekat, Lisa pun secara lebih intens ingin membantu Ethan merasa lebih baik.

"Hal yang kami coba angkat ialah secara mental. Sangat menyeramkan bagi orang-orang ketika para dokter, keluarga, tidak mampu melaksanakan apapun dan 'ya, kau sendirian,' ini menakutkan," ujarnya.

Ketika Ethan dilanda rasa takut dan khawatir kankernya akan kembali muncul, mereka pun bahu-membahu menuliskan kekhawatiran tersebut kemudian meletakkannya di dalam sebuah boks untuk membuat Ethan merasa lebih baik.


4. Anak dari pasien kanker usus besar

Tegarnya Para Pendamping Pasien Kanker, Ini Kisah MerekaEthan Zohn dan istri/Foto: Aisyah Kamaliah


Siapa sangka, selain dirinya sendiri yang terkena kanker, Ethan Zohn juga harus kehilangan sang ayah ketika ia berumur 14 tahun sebab kanker usus besar. Ethan mengaku, momen tersebut benar-benar membuatnya terluka.

"Aku tidak ingin main bersama teman-teman. Aku hanya menyendiri di kamar. Sampai teman-teman datang mendukung ke rumah. Aku pun merasa besar lengan berkuasa sebab teman-temanku dan keluargaku mendukungku untuk bangkit," kisah Ethan kepada orang-orang dikala program di Cancer Information & Support Club di daerah Jakarta Pusat.

Baca juga: Transformasi Para Penyintas Kanker, Dari Botak dan Pucat Kembali Cantik
Sumber detik.com