Mengapa Bulan Muharram Disebut sebagai Bulan Allah?


Bulan Muharram disebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai syahrullah (bulan Allah). Sebagaimana sabda beliau:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ


Puasa yang paling mulia setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam” (HR. Muslim)

Meskipun seluruh bulan adalah ciptaan Allah, bulan Muharram secara khusus disebut sebagai bulan Allah menunjukkan kemuliaan bulan ini.

Menurut Imam As Suyuthi rahimahullan, karena nama bulan Muharram merupakan nama yang islami tidak sebagaimana nama-nama bulan lainnya yang telah ada sejak zaman jahiliyah. Dulunya, bulan ini disebut sebagai Shafar awwal, lalu di zaman Islam dinamakan bulan Muharram.

Al Hafizh Al ‘Iraqi rahimahullah menjelaskan bahwa hikmah dinamakan syahrullah karena dua alasan. Pertama, bulan Muharram merupakan bulan haram. Dari 12 bulan yang ada, empat di antaranya adalah bulan haram, yakni bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab..

Ashurul haram (bulan haram), termasuk bulan Muharram ini adalah bulan yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bulan-bulan haram memiliki kesucian, dan karenanya menjadi bulan pilihan. Di antara bentuk kesucian dan kemuliaan bulan-bulan itu adalah kaum muslimin dilarang berperang, kecuali terpaksa; jika diserang oleh kaum kafir. Kaum muslimin juga diingatkan agar lebih menjauhi perbuatan aniaya pada bulan-bulan haram.

Kedua, karena Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Islam. Ketika Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu mencetuskan penanggalan Islam, beliau memilih tahun hijrah sebagai tahun pertama sehingga penanggalan ini disebut dengan kalender hijriyah. Sehingga, tahun baru Islam mengingatkan kita dengan peritiwa hijrah. Hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Makkah ke Madinah.

Lalu, apa yang perlu kita lakukan dalam kaitannya dengan bulan Muharram sebagai bulan Allah? Berikut ini videonya. [tarbiyah]